Puisi Untuk Indonesia

Indonesiaku Merdeka


Saat sarafku dipengapkan meja 1/2 biro
Kupahat hatiku itu lagi
Pada prasasti tugu negriku
Agar para pahlawan negri ini
Tak lagi keluhkan sesal
Harus lahir di negri ini
Sudirman-sudirman reformasi
Harus berkembang di negri ini
Sukarno-sukarno reformasi
Harus bangkit di negri ini
Suharto-suharto reformasi
Agar diponegoro tak lagi keluhkan java
Agar wolter monginsidi tak tangisi celebes
Agar Patimura tak sia-siakan maluku
Agar Indonesiaku
Tak lagi tangisanku









Bangkitlah Indonesiaku


Secercah harapan kunanti

Melihat Indonesiaku hijau

Kapan dan kapan

ia semakin tua

Oh…Indonesia

Kulihat engkau memutih

Tergerai dentuman industri

engkau semakin redup

Oh…Indonesia

Kapan aku menatapmu hijau

Dengan semburat angin sepoi

Kuingin habiskan sisa hidupku

Tuk melihatmu tersenyum







Indonesiaku Menangis


Wahai bangsaKu..!!
Tidakah engkau tau..,?
IndonesiaKu sedang menangis
Menangis hingga air matanya habis

Melihat..,
Pohon-pohon di hutanya
Terbaring terbujur kaku
tak mampu berdiri lagi

Melihat..,
Lautan susunya bercampur kopi
Kopi yang mengandung racun buatan manusia

Melihat..,
Sungai-sungainya mengalirkan sampah-sampah manusia
Mendungpun ikut menangis melihatnya
Menangis hingga berlebih air matanya

Apakah ini yang engkau mau?!!
Apakah ini yang engkau inginkan?!!
Tidak kan!!!!

Bergeraklah!!
Bersatulah!!
Berusahalah!!
Menghentikan tangisan IndonesiaKu
Indonesia Kita semua







Indonesia Petelur Makna


Sekarung makna menunggu di beranda
sejak pagi buta.
Apa yang tersaji kali ini?
Century lagi... Century lagi...
Budhe Darmi, Lik Katrok, Guru Udin,
hingga Lurah Agus
memaknai Century.
Dalam biang, dalam keringat, dalam gelak, dalam peti,
dalam darah.

Asupan makna mengembang berbianglala
menuruni lembah sakit
menubuhkan nyeri berbalut suka suspensi
menggigil demamku dalam Indonesia yang kelu.

Belum baligh ternyata kita, untuk
bersendawa kebebasan.
Karena tabir bisa menjadi makna.
Karena air mata bisa menjadi makna.
Bahkan, burung berkicau
adalah petelur makna yang binal.

Hinggap di ujung tahun,
menengok jalan menikung, tak tahu
kemana kaki menjempu ujung.
Senyummu adalah makna yang tertindas
dalam ribuan makna yang ganas.